RANDOM NOTE : TAMAN BACA MASYARAKAT SAUNG-KU-RIANG
Main
ke Taman Baca Masyarakat Saung-ku-riang
Minggu lalu,
salah satu kawan mengajak saya ke taman baca masyarakat. Taman baca ini sering
sekali saya dengar dari salah kawan yang bernama Kris. Namun saya tidak tahu
tempatnya dimana.
Nama taman baca
masyarakat ini adalah Saung-ku-riang. Konon, salah satu penggagas taman baca ini
adalah seorang publik pigure bernama Ence Bagus. Pasti kawan-kawan kenal. Itu
loh bintang film yang pernah main di film WARKOP REBORN : JANGRIK BOSS!
Ence Bagus. Foto dari Google.com
Saya berangkat
bersama 3 orang kawan. Ada Muti, Fudin dan juga Aby. Yang mengajak saya ke
tempat ini adalah Muti. Salah satu mahasiswi Universitas Kuningan.
Dalam
pemberangkatan, kami menghabiskan waktu sekitar hampir satu jam lebih. Selain karena
jalan yang berkelok-kelok, kami terhambat oleh adanya hajatan yang menutupi
jalan. Hampir 15 menit kami harus menunggu.
Perjalanan yang tertunda karena tertutup orang-orang yang sedang kondangan.
Setibanya sampai,
kami disambut oleh dua orang penjaga taman baca, namanya Kang Nanang dan satu
lagi saya lupa. Pada saat itu mereka tengah membuat rak-rak buku baru, katanya
sih buat acara nanti.
Lokasi taman
baca ini terasa tidak asing bagi saya. Taman baca ini ternyata dekat dengan rumah
salah satu keluarga yang ada di Selajambe. Pantas saja, saat mudik saya
sering memerhatikan sebuah bangunan yang ada di tengah kebun pinggir jalan. Baru saya tahu
ternyata bangunan itu adalah Taman Baca.
Kang Nanang, Kawannya Kang Nanang dan Fudin.
Berdasarkan
obrolan dari Kang Nanang, buku-buku yang ada di sini berjumlah sekitar 500
buah. Terdiri dari berbagai macam buku, ada novel, buku pelajaran, buku untuk
mengaji dan sebagainya. Buku-buku ini berasal dari sumbangan beberapa orang.
Belum lama
mengobrol hujan pun turun membasahi bangunan kecil ini. Mengingat perjalan yang
kami tempuh cukup jauh, ditambah perut yang terus memainkan musik keroncongnya,
kami pun memutuskan untuk memesan mie instan untuk menghangatkan suasana.
Suasana hujan begini, memang paling cocok ditemani mie instan seperti ini.
Hujan membasahi meja.
Sambil makan
mie, obrolan pun berlanjut.
Menurut Kang
Nanang, taman baca ini cenderung tidak terlalu ramai. Meskipun letaknya
strategis karena tidak jauh dengan sekolah, nyatanya taman baca ini hanya
dikunjungi oleh beberapa anak saja di setiap harinya. Ini
dikarenakan jarak antara rumah dengan taman baca cukup jauh untuk di
kunjungi anak-anak remaja. Sementara, orang-orang dewasa disini kebanyakan
pergi merantau keluar kota. Ditambah lagi, adanya kekhawatiran orang tua yang tidak
memperbolehkan anak-anaknya untuk bermain terlalu jauh. Kondisi ini juga didukung oleh
kurangnya sarana transportasi. Maklum saja, selain karena jaraknya jauh dari
kota, masyarakat disini juga mayoritas adalah petani.
***
Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Obrolan pun habis
dimakan waktu. Cuaca masih sedikit gerimis. Karena takut kesorean di jalan, saya
dan dua kawan saya pun memutuskan untuk pamit lebih dulu. Sementara Aby,
nampaknya masih betah berada disini. Setelah mengepak tas yang kami bawa, kami
pun pamit kepada Kang Nanang, Aby dan satu lagi saya lupa siapa namanya.
Cuaca mendung menemani perjalanan dengan satu pertanyaan
di benak saya. Bagaimana caranya agar Taman Baca ini bisa ramai di kunjungi?
Menurut kawan-kawan bagaimana?
Tulis pendapat kawan-kawan di kolom komentar ya, siapa tahu
dapat membantu berkembangnya Taman Baca Masyarakat ini.
Sekian dulu Random Note kali ini. Jika kawan-kawan suka silahkan kawan-kawan share di sosial media kawan-kawan.
Salam Literasi~
Saran nya akan lebih ramai ketika taman baca bersinergi dengan sekolah di kampungnya dulu, seperti di jadwal per hari kelas mana yg wajib ada aktivitas di taman baca(seperti mengerjakan PR), tentunya taman bacanya juga menyiapkan pembimbing untuk membantu anak2 mengerjakan PR, sedikit kayak paksaan untuk ningkatin literasi membaca, untuk jadi kebiasaan yg menyenangkan nya temen2 taman baca sedikit menambah hal2 yg menyenangkan disana, biar awalnya serasa dipaksa tpi setelah datang ke taman baca menemukan kebahagiaan, dan itu akan menjadikan anak2 kebiasaan, terima kasih
BalasHapusWaah saran yang bagus sekali.. Baik, nanti akan saya sampaikan ke pengelola.. Terimakasih kaka..
Hapus